Selasa, 31 Juli 2012

Naungan itu janji....


“Sudah, aku mengenalmu dengan baik, kau pun sudah mengenal watakku. Aku tahu kau tak ingin kita berpisah, aku tahu kau khawatir akan keadaanku, kau mencintaiku dan yang kau inginkan adalah terus bersama dalam perjuangan ini, dalam barisan ini. Berat memang untuk mengambil keputusan ini, tapi....”, Terdengar suara yang sangat tegas dari dalam tenda pengasingan, yang memang dibuat seadanya untuk korban penindasan kaum superior. 
“tapi kau sering terluka dan mudah sakit”. Suara parau itu membalas.
“Aku tahu hal itu, aku sadar tidak mudah untuk berlepas dari kehalusan tanganmu dalam menjaga dan merawat aku selama ini, aku tahu lemahnya diri ini yang selalu bertopang pada kegagahan jiwamu. Tapi..., yah beginilah hidup yang harus kita jalani sahabat. Sudah menjadi garis takdir perjumpaan kita ini akan berakhir, dan ini waktunya untuk itu. Kau harus paham”. Dengan menyandang ransel ia keluar dari tenda lalu hendak beranjak pergi, sedangkan laki-laki itu terdiam.
“ku sangat mencintaimu sahabat, aku mencintaimu karena Rabbku menganugerahkannya”, pecah, air mata pemuda itu mengalir deras dan seketika ia bangkit dari duduk memeluk punggung sahabatnya yang hendak pergi. tak terbayang olehnya nasib sang sahabat ini kelak.
“ku harap kita akan bersama lagi, sesuai dengan kata Nabi bahwa kita akan bersama dengan orang yang kita cintai kelak dihari tiada naungan kecauli naungan Rabbi”.
Dan laki-laki pincang itu berlalu meninggalkan sang sahabat karena telah memutuskan untuk pergi ke tanah Gaza demi menolong saudara di sana.
“apa guna hidup kalau tak berguna untuk kehidupan!!”. Kata-kata yang selalu menjadi alasan kepergian sahabat karibnya. Dan pemuda ini hanya bisa melihat dari kejauhan sahabatnya berlalu dan menghilang di ufuk padang pasir. sedang ia harus tetap tinggal demi merawat 3 putra-putranya yang terluka akibat serpihan bom bunuh diri.
“ku menanti janji naungan-Mu itu, naungan untuk hamba yang saling mencintai karena-mu Rabbi”.  Tutupnya dengan tetesan airmata.
Tidak lama kemudian terdengar kabar bahwa sang sahabat telah tewas tertembak rudal besar milik tentara negara bengis itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar