Terkadang diwaktu pagi kita sangat semangat menyambut hari. Dibekali modal spiritual dan intelektual yang kuat kita maju melesat. Semua amanah, tanggung jawab profesi bisa kita babat dengan optimal. Alhamdulillah bisa terselesaikan. Selang beberapa saat saja setelah itu, tiba-tiba diri tidak bisa berbuat apa-apa, bukan karena lelah atau ngantuk, tetapi memang diri ini tidak bisa dikendalikan sesuai kebutuhan. Bukan sedikit, tetapi tugas-tugas terlalu menuntut untuk segera diselesaikan. Hati sedang tidak berpihak, dan badan tak bisa tergerak.
Ketika sedikit saja Allah membalikkan keadaan hati kita dari keadaan semula maka kontan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Sama sepertinya kasus dalam beribadah. Bisa saja pagi atau sorenya kita begitu giat, semangat, dan khusyuk dalam shalat dan tilawah, tetapi ketika malam tiba jiwa kehilangan gairah. Tak tersentuh kalam itu, tak tegoyangkan lidah itu untuk menikmati ayat-ayat suci yang memang menjadi makanan tak mengenyangkan karena diri selalu merasa haus akan kenikmatan sakinah darinya. Dan memang pada kenyataannya kita sendiri tidak mampu mengendalikan diri ini seutuhnya, karena hakikatnya jiwa ini pun bukan milik kita. MAKA "kembalikanlah barang itu kepada Pemiliknya". Serahkan seluruhnya pada Pencipta, karena kita semua adalah hamba yang berserah, pasrah.
Dalam do'a yang harap banyak, kita memohon agar hati ini selalu diteguhkan dalam kebaikan, semangat kontribusi peradaban, dan mengoptimalkan profesi masa depan.
"Ya Rabbana, tsabbitna."
Minggu, 24 Maret 2013
Selasa, 29 Januari 2013
Nikmat yang Jangan terlupakan
Melihat mata orang lain tertutup karena luka, jadinya iba dan langsung teringat akan nikmat sehatnya mata ini.
Sehari berjalan di koridor rumah sakit, melihat tubuh 'manusia tua' tak berdaya di atas bed digiring oleh paramedis menuju ruang pemeriksaan, jadinya iba dan langsung teringat akan nikmat sehatnya tubuh ini.
Kekarnya badan, mudanya usia tak berarti lagi ketika tubuh tak sanggup dikendalikan oleh jiwa karena tak punya daya. Semua ada masanya, dan sihat itulah kendali aktivitas kita.
Makan tak selera, tidur tak lena, canda pun hambar terasa.
Semua sesal terjadi ketika sakit telah menghampiri, tak bisa ini, tak bisa itu, semua tak mampu.
"oh cobalah kalau aku sihat, aku akan begini...., kalau aku sihat, aku takkan begitu....," rintih sang punya badan yg tak daya.
Bijak kita bersyukur akan nikmat yang memang patut tak terlupakan dan harus terus dioptimalkan.
"sungguh, nikmat yang melalaikan diantara kita adalah nikmat sihat dan waktu luang"
Wallahua'lam
Sehari berjalan di koridor rumah sakit, melihat tubuh 'manusia tua' tak berdaya di atas bed digiring oleh paramedis menuju ruang pemeriksaan, jadinya iba dan langsung teringat akan nikmat sehatnya tubuh ini.
Kekarnya badan, mudanya usia tak berarti lagi ketika tubuh tak sanggup dikendalikan oleh jiwa karena tak punya daya. Semua ada masanya, dan sihat itulah kendali aktivitas kita.
Makan tak selera, tidur tak lena, canda pun hambar terasa.
Semua sesal terjadi ketika sakit telah menghampiri, tak bisa ini, tak bisa itu, semua tak mampu.
"oh cobalah kalau aku sihat, aku akan begini...., kalau aku sihat, aku takkan begitu....," rintih sang punya badan yg tak daya.
Bijak kita bersyukur akan nikmat yang memang patut tak terlupakan dan harus terus dioptimalkan.
"sungguh, nikmat yang melalaikan diantara kita adalah nikmat sihat dan waktu luang"
Wallahua'lam
Jumat, 11 Januari 2013
Menghafal Al Qur'an
Ya menghafal Qur'an itu memang mudah, yang sulit itu menghindarkan diri dari kata 'lupa'. Tapi itu wajar, kalau sudah hafal temannya emang lupa.
Tapi ada lagi masalah besar yang lebih utama dari menghafal Al Qur'an yaitu, BERKEMAUAN yang kuat.
Banyak yang bisa memotivasi diri ini untuk menghafal. Salah satunya karena ingin dekat sama Allah. Allah akan menjadi orang terdekat kita ketika kita dekat dan rajin berinteraksi dengan kalamNya.
"Ahlul Qur'an (mereka yg aktif berinteraksi dengan Al Qur'an), adalah keluarga Allah dan orang pilihanNya" (HR. Ahmad)
Kemudian kita bisa termotivasi kuat dalam berinteraksi dengan Al Qur'an karena mencintai orang tua kita, karena ingin berbakti kepada keduanyalah kita terus semangat dalam tilawah ataupun menghafal Al Qur'an.
"Barangsiapa yang belajar Al Qur'an dan mengamalkannya, maka pada hari kiamat nanti kedua orang tuanya akan disematkan mahkota, yang sinarnya lebih bagus dari sinar matahari. Kedua orang tua berkata 'mengapa diberi seperti ini?', Maka dijawab, 'karena engkau berdua telah mengajarkan Al Qur'an kepadanya'. (HR Abu Daud, Ahmad, Al hakim)
Ya memang, Insya Allah karena sayang emak bapak kitalah kita rajin ibadah, karena sayang emak bapaklah kita rajin tilawah dan mengahafal Qur'an.
Kita juga bisa termotivasi karena Allah telah memuliakan kita saat berinteraksi dengan Al Qur'an, walaupun kita masih sulit untuk membacanya.
"orang yg mahir berinteraksi dengan Al Qur'an bersama malaikat yang mulia dan taat, sedangkan yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata dan ia merasa sulit, maka baginya 2 pahala". (HR. Muslim)
Kita juga bisa termotivasi karena Al Qur'an akan menjadi penolong kita di Pengadilan Allah kelak, menjadi pembela kita dalam persidangan akhirat yang ya... semua kita ini sadar banyak berlaku dosa, kan ya.
"pada hari kiamat kelak akan didatangkan Al Qur'an dan ahlinya yang dahulu melaksanakan isinya di dunia, Surah Al Baqarah dan Surah Ali Imran akan maju membela orang yang berinteraksi dengannya". (HR. Muslim)
Mungkin yang bisa kuat memotivasi kita ialah jodoh | Karena penghafal Qur'an adalah orang khusus Allah maka Allah pun tau siapa yang pantas baginya.
"perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, begitu pula sebaliknya"..
Dan Al Qur'an menjadi salah satu parameter terkuat,....kenapa?
Karena 'baik' nya seseorang tidak dilihat melainkan dari akhlaknya, dan akhlak manusia paling sempurna adalah akhlak Baginda Rasulullah SAW.
"Dan Akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur'an". (Ummul Mukminin)
Jadi tidak berlebihan kalau Al Qur'an menjadi parameter tertinggi nilai seseorang baik di mata Allah maupun di mata umat manusia.
Terlalu banyak motivasi untuk kita kuat beribadah di dunia ini. Dan semua itu menandakan derajat ikhlas kita dalam ber-ta'abud kepada Allah.
Sampai-sampai Allah menanyakan kepada kita dalam Hadist Qudsi tentang keikhlasan kita beribadah kepadanya.
"kalaulah surga dan neraka itu tidak ada, masihkah kau menyembahku?..."
Apa pendapat kita tentang hadits ini, yakin saya kita kan menangis.
Semua motivasi bisa kita raih dan gunakan untuk menunjang semangat kita dalam beribadah, maka yuk ibadah dengan Al Qur'an, dari semua bentuk interaksinya.
Untuk memperlancar hafalan, kita sebaiknya dikuatkan dengan memperlancar bacaan. Sulit memang bagi yang masih terbata-bata, tetapi bisa kalau usaha:)
Layaknya kita dulu belajar mengayuh sepeda, payah ya diawal, tapi lepas tu lancar mengayuh sambil lepas tangan pun bisa dengan mudah. :)
Seperti itu juga kita dalam meniti langkah indah dengan Qur'an.
Kita lancarkan tilawah dengan tilawah banyak2 tiap hari, min 1 juz lah y.
Karena itu ajuran Rasulullah juga kepada kita semua. Tentunya bagi yang masih terbata-bata bisa minta didampingin tentor, follow @KSQ_Mendan untuk mencari infonya.
Lancar kajih karena sering diulang. Gitu juga dengan Al Qur'an. kita perbanyak tilawah, dan sembari bisa menghafal juga, Insya Allah berkah :)
"Bacalah Al Qur'an dalam sebulan, atau bacalah dalam 25, bacalah dalam 15, bacalah dalam 10, bacalah dalam 7, Tidak akan paham bagi yang membacanya dalam kurang dari tiga hari" (HR. Ahmad)
Jadi memang mesti seminimalnya kita tilawah sehari adalah 1 juz. Nanti dulu bilang paham tidak paham, Insya Allah rezeki pemahaman itu datang juga. Insya Allah.
Tapi ada lagi masalah besar yang lebih utama dari menghafal Al Qur'an yaitu, BERKEMAUAN yang kuat.
Banyak yang bisa memotivasi diri ini untuk menghafal. Salah satunya karena ingin dekat sama Allah. Allah akan menjadi orang terdekat kita ketika kita dekat dan rajin berinteraksi dengan kalamNya.
"Ahlul Qur'an (mereka yg aktif berinteraksi dengan Al Qur'an), adalah keluarga Allah dan orang pilihanNya" (HR. Ahmad)
Kemudian kita bisa termotivasi kuat dalam berinteraksi dengan Al Qur'an karena mencintai orang tua kita, karena ingin berbakti kepada keduanyalah kita terus semangat dalam tilawah ataupun menghafal Al Qur'an.
"Barangsiapa yang belajar Al Qur'an dan mengamalkannya, maka pada hari kiamat nanti kedua orang tuanya akan disematkan mahkota, yang sinarnya lebih bagus dari sinar matahari. Kedua orang tua berkata 'mengapa diberi seperti ini?', Maka dijawab, 'karena engkau berdua telah mengajarkan Al Qur'an kepadanya'. (HR Abu Daud, Ahmad, Al hakim)
Ya memang, Insya Allah karena sayang emak bapak kitalah kita rajin ibadah, karena sayang emak bapaklah kita rajin tilawah dan mengahafal Qur'an.
Kita juga bisa termotivasi karena Allah telah memuliakan kita saat berinteraksi dengan Al Qur'an, walaupun kita masih sulit untuk membacanya.
"orang yg mahir berinteraksi dengan Al Qur'an bersama malaikat yang mulia dan taat, sedangkan yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata dan ia merasa sulit, maka baginya 2 pahala". (HR. Muslim)
Kita juga bisa termotivasi karena Al Qur'an akan menjadi penolong kita di Pengadilan Allah kelak, menjadi pembela kita dalam persidangan akhirat yang ya... semua kita ini sadar banyak berlaku dosa, kan ya.
"pada hari kiamat kelak akan didatangkan Al Qur'an dan ahlinya yang dahulu melaksanakan isinya di dunia, Surah Al Baqarah dan Surah Ali Imran akan maju membela orang yang berinteraksi dengannya". (HR. Muslim)
Mungkin yang bisa kuat memotivasi kita ialah jodoh | Karena penghafal Qur'an adalah orang khusus Allah maka Allah pun tau siapa yang pantas baginya.
"perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, begitu pula sebaliknya"..
Dan Al Qur'an menjadi salah satu parameter terkuat,....kenapa?
Karena 'baik' nya seseorang tidak dilihat melainkan dari akhlaknya, dan akhlak manusia paling sempurna adalah akhlak Baginda Rasulullah SAW.
"Dan Akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur'an". (Ummul Mukminin)
Jadi tidak berlebihan kalau Al Qur'an menjadi parameter tertinggi nilai seseorang baik di mata Allah maupun di mata umat manusia.
Terlalu banyak motivasi untuk kita kuat beribadah di dunia ini. Dan semua itu menandakan derajat ikhlas kita dalam ber-ta'abud kepada Allah.
Sampai-sampai Allah menanyakan kepada kita dalam Hadist Qudsi tentang keikhlasan kita beribadah kepadanya.
"kalaulah surga dan neraka itu tidak ada, masihkah kau menyembahku?..."
Apa pendapat kita tentang hadits ini, yakin saya kita kan menangis.
Semua motivasi bisa kita raih dan gunakan untuk menunjang semangat kita dalam beribadah, maka yuk ibadah dengan Al Qur'an, dari semua bentuk interaksinya.
Untuk memperlancar hafalan, kita sebaiknya dikuatkan dengan memperlancar bacaan. Sulit memang bagi yang masih terbata-bata, tetapi bisa kalau usaha:)
Layaknya kita dulu belajar mengayuh sepeda, payah ya diawal, tapi lepas tu lancar mengayuh sambil lepas tangan pun bisa dengan mudah. :)
Seperti itu juga kita dalam meniti langkah indah dengan Qur'an.
Kita lancarkan tilawah dengan tilawah banyak2 tiap hari, min 1 juz lah y.
Karena itu ajuran Rasulullah juga kepada kita semua. Tentunya bagi yang masih terbata-bata bisa minta didampingin tentor, follow @KSQ_Mendan untuk mencari infonya.
Lancar kajih karena sering diulang. Gitu juga dengan Al Qur'an. kita perbanyak tilawah, dan sembari bisa menghafal juga, Insya Allah berkah :)
"Bacalah Al Qur'an dalam sebulan, atau bacalah dalam 25, bacalah dalam 15, bacalah dalam 10, bacalah dalam 7, Tidak akan paham bagi yang membacanya dalam kurang dari tiga hari" (HR. Ahmad)
Jadi memang mesti seminimalnya kita tilawah sehari adalah 1 juz. Nanti dulu bilang paham tidak paham, Insya Allah rezeki pemahaman itu datang juga. Insya Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)